Pelet Kayu, Energi Sangat Terbarukan
Pelet kayu merupakan hasil pengolahan dari limbah kayu atau kayu bulat
menjadi serbuk yang dipadatkan sehingga berbentuk silindris. Ukuran diameternya
6-10 mm dan panjangnya 1-3 cm dengan kepadatan rata-rata 650 kg/m3 atau 1,5
m3/ton.
Pelet kayu banyak dipakai di Amerika dan Eropa sebagai sumber energi
untuk pemanas ruangan pada musim dingin dan energi penghasil listrik (carbon for
electricity), serta sebagai sumber energi di rumah tangga untuk keperluan
memasak. Pelet kayu dapat menghasilkan rasio panas yang relatif tinggi antara
output dan input-nya (19:1 hingga 20:1) dan energi sekitar 4,7kWh/kg.
Pelet kayu dapat dijadikan sebagai
bahan bakar andalan untuk beragam keperluan seperti penghangat ruangan,
kebutuhan bahan bakar industri hingga usaha pengeringan pada jasa laundry.
Sebagai penghangat ruangan, terutama di negara yang mengalami musim dingin
seperti Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok. Ketiganya di Benua Asia. Di luar
itu negara-negara Uni Eropa juga sangat membutuhkan pasokan pelet kayu.
Sejatinya negara dengan 4 musim
tersebut juga memproduksi bahan bakar pelet kayu untuk kebutuhan sendiri.
Namun, sumber bahan baku berupa tanaman yang tumbuh di negara-negara tersebut
lebih lambat tumbuh ketimbang tanaman yang ditanam di negara tropis yang
berlimpah cahaya matahari. Selisih waktu untuk mencapai ukuran tanaman yang
sama bisa mencapai tahunan.
Korea Selatan adalah salah satu
contoh negara yang kini tengah berusaha mencari pasokan bahan baku hingga ke
Indonesia. Di negara produsen pelet kayu lainnya seperti Vietnam, Kamboja, dan
Malaysia, pengusaha Korea harus bersaing dengan pengusaha dari negara 4 musim
lainnya dalam menjamin ketersediaan sumber bahan baku.
Pemerintah Korea Selatan sejak 2012
mencanangkan pemakaian sumber energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi
minimal 2%. Mereka menargetkan penggunaan energi biomassa mencapai 10% pada
2022. Dari jumlah itu diperkirakan sebanyak 60% adalah pelet bahan bakar.
Sumber
: diolah dari berbagai sumber
0 comments:
Posting Komentar